Wahai saudara saudaraku yang sedang menempuh perjalanan panjang,
Antarkan ruh mu hingga mencapai cita citanya
Dan siapkanlah perbekalan untuk menghadapi kematian
Dan siapkan pula untuk menghadapi apa apa di balik kematian itu
Sesungguhnya dunia itu negeri tempat persinggahan
Bukan tempat menetap
Dan sungguh kematian itu suatu kepastian
Yang tidak dapat ditawar lagi
Jika ia tak datang hari ini, mungkin besok, dan jika tidak besok, mungkin lusa
Dosa dosamu itu wahai dikau yang sering tertipu,
Akan dihitung dan dihimpun dengan catatan yang terjaga dan diabadikan
Sementara hati kita lupa , lengah, lalai
Dan Engkau begitu tamak dengan harta
Sehingga engkau disiksa dengan hartamu
Engkau berbangga bangga dengan harta yang tak jelas engkau dapatkan dari mana
Dan engkau terus menerus bergelimang noda dan dosa
Tidaklah engkau ingat kematian yang menjemputmu esok hari dengan tiba tiba ?
Jika sekarang engkau segar bugar
Tidaklah esok pagi hancur binasa
Tidakkah engkau ingat
Kubur yang lahatnya sunyi sepi
Tidakkah engkau ingat
Timbangan amal yang yang dipancangkan dengan penuh keadilan.
Engkau isi hidupmu dengan canda ria dan senda gurau
Padahal jerat jerat kematian siap mencengkram dirimu
Engkau berusaha menahan lepasnya ruh dari persendianmu
Tak ada yang dapat menyelamatkanmu
Tempat laripun tiada
Bagaimana kita merasakan nikmatnya makan dan minum
Bagaimana pula kita bisa hidup bersenang senang
Padahal kubur tempat tinggal yang gelap dan pekat
Tempat tinggal yang mencekam dan sunyi
Tak lama lagi segala kelezatan tak terasa nikmat
Illahi pintaku padamu
Curahkanlah maaf dan rahmatmu
Karena engkaulah penghapus segala dosa
Jangan erngkau bakar tubuh ini dengan api nerakamu ya rabb
Ya Sayyid
betapa lemahnya tubuh ini untuk menerima siksamu
Hanya engkaulah tempat aku menggantungkan harapanku
Engkaulah tempat perlindungan segala makhluk
Duhai dosa dosaku
Engkau telah menjadikan daku terdiam seribu basa
Aku tak tahu apa yang terjadi kelak di hari perhitungan
Betapa banyak nanti pemuda melolong
Orang tua menangisi masa mudanya
Kuburan telah mencabik cabik tubuh dan menggerogoti daging
Taman taman yang indah ditinggalkan
Rumah rumah yang luas telah berganti lubang yang sempit
Wahai calon penghuni kubur
Kenapa engkau sampai tertipu
Tak lama lagi kehidupanmu akan pindah ke kubur
Dan engkau akan berbaring dalam suasana mencekam dalam tanah
Sepi, sunyi, sendiri
Teman setia akan hanya kalbu dan amal amalnya
Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang berwajah cantik didalam kubur nanti
Apakah ia mampu mewnutupi wajah yang cantik itu
Perut mulai membusuk
Serangga serangga tanah berkeliaran di kelopak mata
Tangisilah dirimu sendiri
Tinggalkan canda ria
Jika tanahmenutupi
Adakah kekayaan berguna bagimu
Terasing
Sepi tanpa kawan
Tak ada jalan lagi untuk melepaskan diri
Celakalah saat azab kubur datang
Tak ada tempat untuk menyelamatkanmu dari kematian
Umur akan berkesudahan
Malam dan siang tak dapat lagi dibedakan
Apa yang engkau bawa
Sedang keluarga dan handai taulan meninggalkan
Kesadaran di hari itu tiada guna
Persiapkanlah perbekalanmu dikala engkau kuat dan gagah
Untuk menghadapi masa lemah dan hina
Ambillah perbekalan pada saat engkau lapang dan kaya
Untuk menghadapi saat saat sempit dan fakir
Persiapkan bekal selagi sehat dan hidup
Untuk menghadapi masa sakit dan kematian
Bersiap siaplah untuk menghadapi satuhari dimana wajah wajah menengadah kepada yang maha hidup dan berdiri sendiri
Terasing hidup terasing
Oh dosa dosaku
Aku tak sanggup memikulnya
Betapa malang nasibku
Gelombang dosa begitu dahsyatnya
Kematian sangat ditakuti hamba hamba Allah
Celakalah orang orang yang berlarut larut dalam kesia-siaan
Kedurhakaan
Tak mempersiapkan hari kemudian
Celaka jika ruh bermohon diri
Lalu dihadapkan kepada kesulitan
Dahsyat, keras, mencekam
Serta terbelenggu kelalaian kelalaian semu
Betapa dulu jauh dari Rabb
Mengabaikan perintah perintah Illahi
Tinggallah sesal
Umurku berlalu begitu saja
Tak pernah kupersiapkan kendaraan dan persiapan
Aku tak berbekal amal
Yang melindungiku dari neraka
Engkau membangkang dan tak bersyukur
Berpindah dari satu maksiat ke maksiat lainnya
Sehingga dunia disarati dosa
Kapan engkau akan bertobat
Adakah engkau mengira orang orang yang berlarut larut
Bergelimang dalam dosa akan bahagia
Sekali kali tidak
Tinggalkanlah pembangkangan dan kesombonganmu
Waspada terhadap kematian yang datang tanpa diduga
Bisa jadi dia menjemputmu ketika engkau sedang tidur, berdiri, bermain,
Atau sedang melakukan dosa
Tidakkah engkau lihat korban maut di jalan jalan
Berapa banyak kabar engkau dengar
Tentang orang mati ketika berada dalam segar bugar
Mati tanpa sebab
Jangan tertipu dengan kemudaanmu
Jangan engkau terpedaya dengan kesehatanmu
Jangan engkau Bangga dengan kekayaanmu
Jangan engkau buang percuma waktu luasmu
Beramallah sebelum maut menjemputmu
Karena tak satu jua bisa menghalangimu
Celakalah saat tubuh dimasukkan ke kubur
Tak ada kebahagiaan
Tak ada kasih saying
Gelap, pekat, pengap
Selimut tubuh tanah merah
Dengan bantalan tanah liat
Dan dua orang penanya lalu datang menghampiri
Ah, lebih baik aku dikembalikan saja ke dunia
Aku ingin mengulangi lagi hidupku
Tapi itu hanya angan angan kosong
Tak mungkin bisa bertahan dengan cambukannya
Istri istri sudah dimiliki orang
Harta kekayaan pun sudah di bagi bagi
Setiap jasad dihisab di dalamnya
Berapa banyak malapetaka menghimpitnya
Tanah yang sarat dengan malapetaka
Tanah gulita
Tanah kesendirian
Tanah sepi,
Tanah keterasingan
Tanah pengap
Tak ada lagi yang menemani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar