selamat datang dan terima kasih atas kunjungannya

Selasa, 02 Februari 2010

Rihlatulillah

Wahai saudara saudaraku yang sedang menempuh perjalanan panjang,

Antarkan ruh mu hingga mencapai cita citanya

Dan siapkanlah perbekalan untuk menghadapi kematian

Dan siapkan pula untuk menghadapi apa apa di balik kematian itu



Sesungguhnya dunia itu negeri tempat persinggahan

Bukan tempat menetap

Dan sungguh kematian itu suatu kepastian

Yang tidak dapat ditawar lagi

Jika ia tak datang hari ini, mungkin besok, dan jika tidak besok, mungkin lusa



Dosa dosamu itu wahai dikau yang sering tertipu,

Akan dihitung dan dihimpun dengan catatan yang terjaga dan diabadikan

Sementara hati kita lupa , lengah, lalai

Dan Engkau begitu tamak dengan harta

Sehingga engkau disiksa dengan hartamu

Engkau berbangga bangga dengan harta yang tak jelas engkau dapatkan dari mana

Dan engkau terus menerus bergelimang noda dan dosa

Tidaklah engkau ingat kematian yang menjemputmu esok hari dengan tiba tiba ?

Jika sekarang engkau segar bugar

Tidaklah esok pagi hancur binasa

Tidakkah engkau ingat

Kubur yang lahatnya sunyi sepi

Tidakkah engkau ingat

Timbangan amal yang yang dipancangkan dengan penuh keadilan.



Engkau isi hidupmu dengan canda ria dan senda gurau

Padahal jerat jerat kematian siap mencengkram dirimu

Engkau berusaha menahan lepasnya ruh dari persendianmu

Tak ada yang dapat menyelamatkanmu

Tempat laripun tiada



Bagaimana kita merasakan nikmatnya makan dan minum

Bagaimana pula kita bisa hidup bersenang senang

Padahal kubur tempat tinggal yang gelap dan pekat

Tempat tinggal yang mencekam dan sunyi

Tak lama lagi segala kelezatan tak terasa nikmat



Illahi pintaku padamu

Curahkanlah maaf dan rahmatmu

Karena engkaulah penghapus segala dosa

Jangan erngkau bakar tubuh ini dengan api nerakamu ya rabb

Ya Sayyid

betapa lemahnya tubuh ini untuk menerima siksamu

Hanya engkaulah tempat aku menggantungkan harapanku

Engkaulah tempat perlindungan segala makhluk



Duhai dosa dosaku

Engkau telah menjadikan daku terdiam seribu basa

Aku tak tahu apa yang terjadi kelak di hari perhitungan

Betapa banyak nanti pemuda melolong

Orang tua menangisi masa mudanya



Kuburan telah mencabik cabik tubuh dan menggerogoti daging

Taman taman yang indah ditinggalkan

Rumah rumah yang luas telah berganti lubang yang sempit



Wahai calon penghuni kubur

Kenapa engkau sampai tertipu

Tak lama lagi kehidupanmu akan pindah ke kubur

Dan engkau akan berbaring dalam suasana mencekam dalam tanah

Sepi, sunyi, sendiri

Teman setia akan hanya kalbu dan amal amalnya



Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang berwajah cantik didalam kubur nanti

Apakah ia mampu mewnutupi wajah yang cantik itu

Perut mulai membusuk

Serangga serangga tanah berkeliaran di kelopak mata

Tangisilah dirimu sendiri

Tinggalkan canda ria



Jika tanahmenutupi

Adakah kekayaan berguna bagimu

Terasing

Sepi tanpa kawan

Tak ada jalan lagi untuk melepaskan diri



Celakalah saat azab kubur datang

Tak ada tempat untuk menyelamatkanmu dari kematian

Umur akan berkesudahan

Malam dan siang tak dapat lagi dibedakan



Apa yang engkau bawa

Sedang keluarga dan handai taulan meninggalkan

Kesadaran di hari itu tiada guna



Persiapkanlah perbekalanmu dikala engkau kuat dan gagah

Untuk menghadapi masa lemah dan hina

Ambillah perbekalan pada saat engkau lapang dan kaya

Untuk menghadapi saat saat sempit dan fakir

Persiapkan bekal selagi sehat dan hidup

Untuk menghadapi masa sakit dan kematian

Bersiap siaplah untuk menghadapi satuhari dimana wajah wajah menengadah kepada yang maha hidup dan berdiri sendiri



Terasing hidup terasing

Oh dosa dosaku

Aku tak sanggup memikulnya

Betapa malang nasibku

Gelombang dosa begitu dahsyatnya



Kematian sangat ditakuti hamba hamba Allah

Celakalah orang orang yang berlarut larut dalam kesia-siaan

Kedurhakaan

Tak mempersiapkan hari kemudian



Celaka jika ruh bermohon diri

Lalu dihadapkan kepada kesulitan

Dahsyat, keras, mencekam

Serta terbelenggu kelalaian kelalaian semu

Betapa dulu jauh dari Rabb

Mengabaikan perintah perintah Illahi



Tinggallah sesal

Umurku berlalu begitu saja

Tak pernah kupersiapkan kendaraan dan persiapan

Aku tak berbekal amal

Yang melindungiku dari neraka



Engkau membangkang dan tak bersyukur

Berpindah dari satu maksiat ke maksiat lainnya

Sehingga dunia disarati dosa

Kapan engkau akan bertobat



Adakah engkau mengira orang orang yang berlarut larut

Bergelimang dalam dosa akan bahagia

Sekali kali tidak

Tinggalkanlah pembangkangan dan kesombonganmu

Waspada terhadap kematian yang datang tanpa diduga

Bisa jadi dia menjemputmu ketika engkau sedang tidur, berdiri, bermain,

Atau sedang melakukan dosa



Tidakkah engkau lihat korban maut di jalan jalan

Berapa banyak kabar engkau dengar

Tentang orang mati ketika berada dalam segar bugar

Mati tanpa sebab



Jangan tertipu dengan kemudaanmu

Jangan engkau terpedaya dengan kesehatanmu

Jangan engkau Bangga dengan kekayaanmu

Jangan engkau buang percuma waktu luasmu

Beramallah sebelum maut menjemputmu

Karena tak satu jua bisa menghalangimu



Celakalah saat tubuh dimasukkan ke kubur

Tak ada kebahagiaan

Tak ada kasih saying

Gelap, pekat, pengap

Selimut tubuh tanah merah

Dengan bantalan tanah liat

Dan dua orang penanya lalu datang menghampiri



Ah, lebih baik aku dikembalikan saja ke dunia

Aku ingin mengulangi lagi hidupku

Tapi itu hanya angan angan kosong



Tak mungkin bisa bertahan dengan cambukannya

Istri istri sudah dimiliki orang

Harta kekayaan pun sudah di bagi bagi



Setiap jasad dihisab di dalamnya

Berapa banyak malapetaka menghimpitnya

Tanah yang sarat dengan malapetaka

Tanah gulita

Tanah kesendirian

Tanah sepi,

Tanah keterasingan

Tanah pengap

Tak ada lagi yang menemani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar